Sekali Lagi Mengunjungi Lontar Naik Helikopter BKW
- Bawa Bantuan H Tajeri, Merasakan Hujan di Dekat Awan
Kabut asap, rintik hujan, teman-teman sekampus, menyatu di atas langit
Pulau Laut. Merasa seperti Robin Hood, berangkat untuk mengantar uang Rp100 juta kepada anak-anak pelajar di pelosok.
Zalyan Shodiqin Abdi, KOTABARU
"Abdi, bisa temani Icat hari Selasa? Dia akan ngantar uang untuk bikin
gedung baru sekolah MTS Darul Ulum Lontar. Aku ndak bisa, soalnya masih
di Amerika. Kamu naik heli saja sama dia," suara pengusaha muda Kalsel H
Tajerian Noor melalui sambungan telepon, beberapa hari lalu.
Icat, bernama lengkap Irsyad Rusadi, adalah alumni Uniska. Penulis akrab
dengan dia, semasa ikut organisasi kampus di Universitas Islam
Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad al Banjary. Naik helikopter milik PT
BKW (Buana Karya Wiratama)? Tawaran itu tidak perlu saya pikir panjang.
Sekarang Icat, kerja di PT BKW menjadi orang kepercayaan H Tajeri.
Sedangkan penulis, selepas kuliah, memilih menjadi kuli tinta, bekerja
di Radar Banjarmasin grup Jawa Pos.
Selasa (14/10) siang,
sekitar pukul 10.30, penulis menanti Icat di Bandara Gt Syamsir Alam
Kotabaru. Tidak lama di ruang keberangkatan, terlihat helikopter
berwarna kuning terang turun. Petugas bandara mempersilakan untuk segera
ke landasan. Senang, karena akhirnya bisa kembali melihat Pulau Laut
dari ketinggian.
Di dalam heli, selain Icat ada perwakilan BKW
lainnya, Kaspul Anwar. Tengah asik bercakap-cakap, suara kapten
terdengar di earphone, menyebut adanya titik kebakaran di salah satu
hutan Pulau Laut. Benar saja, terlihat asap membumbung. Dari pagi, cuaca
langit Pulau Laut memang berkabut. Selain kabut, di depan terlihat
gumpalan awan pembawa hujan.
"Nah, itu di depan awan hujan itu,
itu butiran hujan sudah turun," ujar kapten. Tepat di tengah perjalanan
kami menembus awan tebal, terlihat butiran hujan menggelinding di depan
mata, dekat sekali. Ah, ternyata begini cara hujan berperoses di atas
langit, luar biasa Tuhan menciptakan alam. Dinding helikopter basah.
Sekitar 30 menit di udara, sampailah penulis dan rekan-rekan BKW ke
pesisir Kecamatan Pulau Laut Barat. "Wuih, keren," ucap Kaspul, saat
melihat perkampungan nelayan di kota Pulau Laut Barat. Pesisir ini
memang indah dari atas, laut membiru, senada dengan daratan yang
menghijau kebun warga atau kebun kelapa sawit milik swasta.
Kapten lantas mengarahkan heli ke Lapangan Sepakbola 5 Oktober.
Anak-anak pelajar berpakaian biru putih sudah menanti. Sebelum terbang,
penulis memang mengontak Kepala Sekolah MTs Darul Ulum Lontar,
Baharuddin.
Wajah-wajah ceria para guru menyambut, anak-anak
riang, sebagian besar langsung merubung heli. Itu kali kedua helikopter
BKW ke sana. Pertama, Pimpinan BKW H Tajerian Noor pada akhir September
tadi ke sana, dalam rangka meninjau proyek BKW untuk jalan Tg Serdang -
Lontar, melalui udara. Saat bertemu Baharuddin, terungkap kisah kalau
MTs kekurangan ruang belajar, murid terpaksa harus digilir belajar
sampai sore. Mendengar itu, Tajeri berjanji akan membantu. Nah, kemarin
itu, kunjungan kembali ke MTs dalam rangka realisasi janji.
"Ayo masuk-masuk dulu ke kantor, ada pisang goreng. Kita minum-minum di
dalam," kata Baharuddin. Dia sempat bertanya, kenapa bukan Tajeri yang
datang langsung. Kepada rombongan, Kepsek kembali menjelaskan kondisi
sekolahnya yang kekurangan ruang belajar.
Pulau Laut Barat
adalah kecamatan di ujung barat Pulau Laut. Pulau Laut adalah pulau di
ujung tenggara Pulau Kalimantan. Warga Pulau Kalimantan jika ingin ke
Pulau Laut, selain lewat udara, jalan satu-satunya adalah menyeberang
lewat laut, menggunakan kapal fery, sekitar setengah jam dari Kabupaten
Tanah Bumbu Kalsel.
Setelah berbincang, penyerahan bantuan pun
dilakukan. Turut hadir, Kapolsek Pulau Laut Barat, Ida Bagus Mantra.
"Ini bantuan, total Rp100 juta, tolong digunakan maksimal untuk
membangun sekolah," ucap Kaspul, disambut tepuk tangan siswa.
Guru MTs, Indriana MTj menjelaskan, sekolah berdiri sejak tahun 1991
tepatnya di Desa Teluk Temiang. Namun seiring perkembangan, dipindah ke
Desa Lontar Timur. "Sekarang muridnya bertambah terus, tapi ya sekolah
swasta, kami ndak cukup modal membangun lokal baru," sebutnya.
Usai prosesi itu, guru-guru dan murid lantas berfoto bersama dengan
rombongan di depan heli, berikut Kapolsek dan warga sekitar. Selesai,
rombongan minta pamit dan kembali mengudara menuju Bandara Gt Syamsir
Alam. Terlihat sepanjang perjalanan, banyak sekali titik hutan yang
menguning akibat kebakaran. Di Pulau Laut, masih banyak warga pelosok
membakar kebun dan lahan untuk mempercepat proses pembersihan.
(*/yn/bin)
Sumber, Radar Banjarmasin edisi cetak 15 Oktober 2014
No comments:
Post a Comment