Saturday, November 1, 2014

Sekali Lagi Mengunjungi Lontar Naik Helikopter BKW

Sekali Lagi Mengunjungi Lontar Naik Helikopter BKW
- Bawa Bantuan H Tajeri, Merasakan Hujan di Dekat Awan

Kabut asap, rintik hujan, teman-teman sekampus, menyatu di atas langit Pulau Laut. Merasa seperti Robin Hood, berangkat untuk mengantar uang Rp100 juta kepada anak-anak pelajar di pelosok.



Zalyan Shodiqin Abdi, KOTABARU

"Abdi, bisa temani Icat hari Selasa? Dia akan ngantar uang untuk bikin gedung baru sekolah MTS Darul Ulum Lontar. Aku ndak bisa, soalnya masih di Amerika. Kamu naik heli saja sama dia," suara pengusaha muda Kalsel H Tajerian Noor melalui sambungan telepon, beberapa hari lalu.

Icat, bernama lengkap Irsyad Rusadi, adalah alumni Uniska. Penulis akrab dengan dia, semasa ikut organisasi kampus di Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad al Banjary. Naik helikopter milik PT BKW (Buana Karya Wiratama)? Tawaran itu tidak perlu saya pikir panjang.

Sekarang Icat, kerja di PT BKW menjadi orang kepercayaan H Tajeri. Sedangkan penulis, selepas kuliah, memilih menjadi kuli tinta, bekerja di Radar Banjarmasin grup Jawa Pos.

Selasa (14/10) siang, sekitar pukul 10.30, penulis menanti Icat di Bandara Gt Syamsir Alam Kotabaru. Tidak lama di ruang keberangkatan, terlihat helikopter berwarna kuning terang turun. Petugas bandara mempersilakan untuk segera ke landasan. Senang, karena akhirnya bisa kembali melihat Pulau Laut dari ketinggian.

Di dalam heli, selain Icat ada perwakilan BKW lainnya, Kaspul Anwar. Tengah asik bercakap-cakap, suara kapten terdengar di earphone, menyebut adanya titik kebakaran di salah satu hutan Pulau Laut. Benar saja, terlihat asap membumbung. Dari pagi, cuaca langit Pulau Laut memang berkabut. Selain kabut, di depan terlihat gumpalan awan pembawa hujan.

"Nah, itu di depan awan hujan itu, itu butiran hujan sudah turun," ujar kapten. Tepat di tengah perjalanan kami menembus awan tebal, terlihat butiran hujan menggelinding di depan mata, dekat sekali. Ah, ternyata begini cara hujan berperoses di atas langit, luar biasa Tuhan menciptakan alam. Dinding helikopter basah.

Sekitar 30 menit di udara, sampailah penulis dan rekan-rekan BKW ke pesisir Kecamatan Pulau Laut Barat. "Wuih, keren," ucap Kaspul, saat melihat perkampungan nelayan di kota Pulau Laut Barat. Pesisir ini memang indah dari atas, laut membiru, senada dengan daratan yang menghijau kebun warga atau kebun kelapa sawit milik swasta.

Kapten lantas mengarahkan heli ke Lapangan Sepakbola 5 Oktober. Anak-anak pelajar berpakaian biru putih sudah menanti. Sebelum terbang, penulis memang mengontak Kepala Sekolah MTs Darul Ulum Lontar, Baharuddin.

Wajah-wajah ceria para guru menyambut, anak-anak riang, sebagian besar langsung merubung heli. Itu kali kedua helikopter BKW ke sana. Pertama, Pimpinan BKW H Tajerian Noor pada akhir September tadi ke sana, dalam rangka meninjau proyek BKW untuk jalan Tg Serdang - Lontar, melalui udara. Saat bertemu Baharuddin, terungkap kisah kalau MTs kekurangan ruang belajar, murid terpaksa harus digilir belajar sampai sore. Mendengar itu, Tajeri berjanji akan membantu. Nah, kemarin itu, kunjungan kembali ke MTs dalam rangka realisasi janji.

"Ayo masuk-masuk dulu ke kantor, ada pisang goreng. Kita minum-minum di dalam," kata Baharuddin. Dia sempat bertanya, kenapa bukan Tajeri yang datang langsung. Kepada rombongan, Kepsek kembali menjelaskan kondisi sekolahnya yang kekurangan ruang belajar.

Pulau Laut Barat adalah kecamatan di ujung barat Pulau Laut. Pulau Laut adalah pulau di ujung tenggara Pulau Kalimantan. Warga Pulau Kalimantan jika ingin ke Pulau Laut, selain lewat udara, jalan satu-satunya adalah menyeberang lewat laut, menggunakan kapal fery, sekitar setengah jam dari Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel.

Setelah berbincang, penyerahan bantuan pun dilakukan. Turut hadir, Kapolsek Pulau Laut Barat, Ida Bagus Mantra. "Ini bantuan, total Rp100 juta, tolong digunakan maksimal untuk membangun sekolah," ucap Kaspul, disambut tepuk tangan siswa.

Guru MTs, Indriana MTj menjelaskan, sekolah berdiri sejak tahun 1991 tepatnya di Desa Teluk Temiang. Namun seiring perkembangan, dipindah ke Desa Lontar Timur. "Sekarang muridnya bertambah terus, tapi ya sekolah swasta, kami ndak cukup modal membangun lokal baru," sebutnya.

Usai prosesi itu, guru-guru dan murid lantas berfoto bersama dengan rombongan di depan heli, berikut Kapolsek dan warga sekitar. Selesai, rombongan minta pamit dan kembali mengudara menuju Bandara Gt Syamsir Alam. Terlihat sepanjang perjalanan, banyak sekali titik hutan yang menguning akibat kebakaran. Di Pulau Laut, masih banyak warga pelosok membakar kebun dan lahan untuk mempercepat proses pembersihan. (*/yn/bin)

Sumber, Radar Banjarmasin edisi cetak 15 Oktober 2014

No comments:

Post a Comment